Rabu, 28 November 2007

QURBAN TERBAIK

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban.Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku,dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarunghingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anakyang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan padaIdul Adha nanti,sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dinitentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksimemilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang,ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya." Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklattersebut." Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiahtidak kurang" kata si pedagang berpromosimatanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya." Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi." Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagangbertahan." Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendahberharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya." Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?"ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah." Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang kesini sendiri.Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukanrumput"kata si pedagang meledek.Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan hargaselainyang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambinglainnyayang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga limaratus ribu.Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil.Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya.Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kiniselangit." Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah"katanyaBelum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakanharga kambing coklat Mega Super tadi.Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masihterlihat segar." Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malasmenjawabsetelah melihat penampilan si kakek." Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalambahasa Purwokertoan" bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga." Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malasmeladeni." Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Akumau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini)Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetapbersemangat seraya mengeluarkan bungkusandari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu dibukanya, enam belas lembar uang seratus ribuandan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya." Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah yamas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejaktadi.Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yangdisodorkan si kakek,kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu." Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkanselembar lima puluh ribuan" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakekseakan tahu uang yang diberikannya berlebih" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujurmemberikan lima puluh ribu ke kakek" mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadimbah)" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisaditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya" tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat ituya),sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman,takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe PemdaPasir Mukti,InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, sikakek berjalan ke arah sebuah sepeda tuayang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trailmilikku.Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetapdengan semangat.Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik kearah berlawanan dalam pandanganku.Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol,sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya.Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulanoleh si kakek.Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiridengan mewah,rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunanpegawai rendahan.Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagaiManajer perusahaan swasta asing.Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsiYang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukupmembeli seekor kambing Mega SuperYang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinyaYang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligusTapi apa yang aku pikirkan?Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuankuyang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku didunia fana.Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saatmembelinya.Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusiabalikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur inike arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu